REVIEW JURNAL
MASALAH
Sebelum memutuskan untuk membeli konsumen menilai faktor-faktor atribut produk sarung
yang layak dibeli. Jika faktor-faktor tersebut diketahui secara tepat maka produsen dapat
membuat produk sarung sesuai dengan kebutuhan konsumennya. Yang menjadi permasalahan
adalah seberapa besar tingkat kepentingan faktor-faktor yang menimbulkan kecenderungan
minat beli konsumen.
Tiap-tiap faktor terdiri dari beberapa variabel yang dapat dieksplor untuk mengetahui
persepsi konsumen dalam memilih produknya.
JUDUL
Analisis Faktor-Faktor yang Menimbulkan Kecenderungan Minat Beli
Konsumen Sarung (Studi Perilaku Konsumen Sarung di Jawa Timur).
Oleh : Ujianto Abdurachman
Tahun penulisan : 2004
LATAR BELAKANG
Sarung merupakan salah satu pakaian bangsa Indonesia yang masih eksis hingga kini.
Atribut produk segala jenis busana pada umumnya berhubungan dengan budaya dan adat
istiadat komunitas pemakainya. Demikian pula dengan sarung, atributnya sangat dipengaruhi
oleh budaya masyarakat Indonesia.
Di manca negara, sarung juga banyak digunakan di negara-negara Asia, seperti Malaysia,
Brunei, Kamboja, India dan Pakistan, serta telah di perkenalkan kepada orang-orang di belahan
Timur Tengah, sehingga industri sarung lebih menarik untuk dikelola dan diekspor. Sarung juga
memiliki daya tarik tersendiri untuk dikembangkan, karena potensi bangsa Indonesia sebagai
produsen dan konsumen sehingga dapat ikut mengembangkan perekonomian bangsa serta
sarung bisa merupakan salah satu komoditas ekspor.
Secara umum, pengguna sarung dapat dibedakan menjadi tiga kategori sebagai berikut:
1) Pengguna yang menggunakan sarung sebagai pakaian sehari-hari, baik pada acara resmi
ataupun pada kondisi santai,
2) Pengguna sarung yang menggunakan sarung hanya sebagai pakaian santai saja,
3) Pengguna sarung untuk pakaian insidentil.
Untuk memperoleh gambaran yang representative dari konsumen sarung, maka penelitian
akan difokuskan untuk meneliti bagi pengguna sarung kategori pertama dan kedua saja.
TUJUAN
Secara umum, tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kecenderungan perilaku
konsumen dalam memilih produk sarung. Secara khusus yang menjadi tujuan penelitian, yaitu:
1) Untuk mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan kecenderungan minat beli konsumen
dalam memilih produk sarung,
2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang dominan yang menimbulkan kecenderungan minat beli
konsumen dalam memilih produk sarung.
METODELOGI
a. Populasi
Populasi yang menjadi target penelitian adalah para konsumen yang tinggal di Kabupaten
Gresik dan Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Pemilihan kedua kabupaten tersebut karena sama-sama merupakan kota santri, sehingga diharapkan relatif tidak sulit untuk mendapatkan
responden yang memenuhi syarat kriteria konsumen penelitian.
b. Sampel
Mengingat besarnya populasi obyek penelitian maka untuk memudahkan penelitian, karena
terbatasnya waktu, maka diambil 120 sampel (Gresik 50 dan Pasuruan 60), dengan
pengambilan sampel menggunakan cara nonprobability purpossive sampling.
c. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel Penelitian
Konfirmasi dilakukan terhadap atribut produk yang dipersepsikan oleh konsumen, yang
dikelompokkan dalam faktor-faktor tertentu yang dianalisis. Dalam faktor analisis bukan
perbedaan antara dependent variable (variabel tergantung/terikat) dan independent variable
(variabel bebas), tetapi tergantung antara variabel-variabel yang diperiksa untuk
memperkenalkan dimensi-dimensi atau faktor-faktornya. Karena variabel satu dengan yang
lainnya saling berketergantungan, maka semua variabel merupakan interdependent variable.
Definisi Operasional
Penelitian ini menggunakan analisis faktor, yaitu mengkonfirmasi minat beli konsumen
sarung dengan identifikasi faktor-faktor sebegai berikut :
Faktor Kualitas, merupakan atribut produk yang dipertimbangkan dari segi manfaat
fisiknya, terdiri dari variabel : Kehalusan kain, ketebalan kain, corak / motif sarung,
kombinasi warna yang cemerlang, ketahanan dari kekusutan, warnanya tidak mudah pudar
dan luntur, jahitannya rapi dan kuat, terasa nyaman waktu dipakai, bahannya kuat /tidak
mudah koyak.
Faktor Brand / Merek, merupakan atribut yang memberikan manfaat non materiel, yaitu
kepuasan emosional, terdiri dari variabel: mempertimbangkan merek sebelum membeli
sarung, memilih merek sarung tertentu, memilih merek sarung yang terkenal.
Faktor Kemasan, atribut produk berupa pembungkus daripada produk utamanya, yang
terdiri dari variabel: memilih sarung yang bentuk dan disain kemasannya indah, memilih
sarung yang bahan kemasannya tahan lama, memilih sarung yang kemasannya dapat
dimanfaatkan.
Faktor Harga, pengorbanan riel dan materiel yang diberikan oleh konsumen untuk
memperoleh atau memiliki produk, dengan mempertimbangkan variabel: membandingbandingkan
harga sebelum membeli sarung, memilih sarung yang harga dasarnya murah,
memilih sarung yang harganya sebanding dengan kualitasnya, memilih sarung yang
mendapat discount harga, memilih sarung yang mendapat hadiah pembelian.
Faktor ketersediaan barang merupakan sejauhmana sikap konsumen terhadap ketersediaan
produk sarung yang ada, yang terdiri dari variabel: mempertimbangkan tempat untuk
membeli sarung, memilih untuk membeli sarung di toko/pasar yang terkenal, memilih untuk
membeli di toko/pasar yang terdekat, memilih untuk membeli sarung di di toko/pasar yang
lengkap pilihannya.
Faktor Acuan, merupakan pengaruh dari luar yang ikut memberikan rangsangan bagi
konsumen dalam memilih sarung, sehingga dapat pula dipakai sebagai media promosi.
Terdiri dari variabel: memilih sarung yang dipakai oleh ulama / kyai / tokoh idola, memilih
sarung yang dipakai oleh pejabat yang terkenal, memilih sarung yang dipakai oleh bintang film yang cakep, memilih sarung yang dianjurkan oleh anggota keluarga, memilih sarung
yang digunakan oleh teman-teman sekolega.
Pada semua faktor, responden diminta menjawab pertanyaannya dengan memilih salah satu
jawaban pada 6 skala Likert, dengan maksud agar konsumen lebih tegas dalam memilih
kecenderungannya dan bersikap ragu-ragu (netral).
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1) Faktor-faktor yang menimbulkan minat beli konsumen terhadap produk sarung adalah
Faktor Kualitas, 24,30 %, terdiri dari jahitan kuat dan rapi, tidak mudah pudar dan luntur,
tidak mudah kusut, nyaman dipakai, awet dan tidak mudah koyak, motif kotak-kotak,
kainnya halus, pilihannya lengkap. Faktor Acuan, 18,55 %, terdiri dari: pejabat terkenal,
bintang film yang cakep, ulama / kyai / tokoh idola, sarung yang tebal, anggota keluarga,
teman kolega. Faktor Merek dan Warna 7,95 % terdiri dari: pertimbangan merek, merek
terkenal, merek tertentu, mempertimbangkan tempat pembelian, membeli ditempat terkenal,
kombinasi warna yang cemerlang, harga yang sebanding dengan kualitasnya. Faktor
Kemasan dan Harga 5,89 % terdiri dari: manfaat kemasan, bentuk dan desain kemasan,
bahan kemasannya tahan lama, membanding-bandingkan harga, harga dasarnya murah.
Faktor Diskon dan Hadiah tingkat kepentingan 4,96 % terdiri dari: mendapatkan discount
harga, pembelian berhadiah. Faktor Ketersediaan 4,44 % terdiri dari satu variabel saja,
yaitu : membeli di toko / pasar terdekat.
2) Faktor paling dominan yang menimbulkan kecenderungan minat beli konsumen sarung
adalah Faktor Kualitas dan Faktor Acuan.
3) Konsumen sarung lebih cenderung untuk memilih sarung yang nyata manfaat fisik
produknya yang menunjukkan bahwa tolok ukur value produk sarung bagi konsumen adalah
variabel-variabel yang masuk dalam Faktor Kualitas tersebut diatas.
Saran-Saran
Dari hasil penelitian ada beberapa yang disampaikan sebagai saran-saran, adalah :
1) Agar produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka disarankan bagi
produsen untuk membuat produk dengan meningkatkan variabel-variabel kualitas,
kemudian mengkomunikasikannya dengan memanfaatkan figure acuan.
2) Agar merek dapat lebih dikenal oleh konsumen, disarankan untuk melakukan inovasi
kombinasi warna sarung sebagai differenciate.
3) Untuk dapat mempertahankan/meningkatkan harga, disarankan melakukan inovasi kemasan
yang bermanfaat dengan bentuk dan desain yang indah
4) Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini masih bisa diteruskan dengan mengembangkan
penelitian-penelitian lainnya, yaitu :
•Penelitian untuk mengungkap lebih jauh variabel-variabel yang telah diteliti, misalnya :
jenis dan bahan kemasan yang disukai konsumen sarung, apa saja kegunaan kemasan bagi
konsumen, media promosi dan saluran distribusi yang tepat untuk mencapai konsumen
sarung, persepsi konsumen tentang merek-merek yang dikenal, dan lain sebagainya.
•Penelitian untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara golongan usia,
status perkawinan, pendidikan, sosial ekonomi, geographis, dalam memilih produk
sarung, dengan variabel-variabel yang telah dianalisis dalam penelitian sebagai dependen
variabel.
REVIEW JURNAL
MASALAH
Dalam memilih toko (ritel), konsumen memiliki kriteria evaluasi diantaranya adalah faktor lokasi, kelengkapan produk, kualitas produk, harga, pelayanan, kenyamanan berbelanja dan promosi. Hal tersebut menjadikan faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan produsen karena akan menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen untuk memilih toko mana yang akan didatangi konsumen.
JUDUL
ANALISIS FAKTOR PERSEPSI YANG MEMENGARUHI
MINAT KONSUMEN UNTUK BERBELANJA
PADA GIANT HYPERMARKET BEKASI
Oleh : Lia Natalia
Tahun penulisan : 2007
LATAR BELAKANG
Pasar modern (ritel) yang berkembang sekarang ini memberikan banyak alternatif pada konsumen sebagai tempat untuk berbelanja. Alternatif yang begitu banyak menyebabkan pasar modern (ritel) harus memperhatikan berbagai faktor, salah satu diantaranya adalah faktor persepsi konsumen yang memengaruhi perilaku konsumen untuk mengambil keputusan memilih tempat berbelanja yang menurut mereka yang terbaik, dan keputusan yang dibuat oleh konsumen akan menentukan kesuksesan sebuah pasar modern (ritel). Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh dari lokasi, kelengkapan produk, kualitas produk, harga, pelayanan, kenyamanan berbelanja dan promosi secara bersama maupun secara parsial terhadap minat konsumen untuk berbelanja dan untuk menganalisis variabel manakah yang paling dominan dalam memengaruhi minat konsumen untuk berbelanja.
TUJUAN
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh dari lokasi, kelengkapan produk, kualitas produk, harga, pelayanan, kenyamanan dalam berbelanja dan promosi secara bersama maupun secara parsial terhadap minat konsumen untuk berbelanja dan untuk menganalisis variabel manakah yang paling dominan dalam memengaruhi minat konsumen untuk berbelanja. Populasi penelitian adalah para pengunjung Giant Hypermarket yang berada di Kota Bekasi Barat.
METODELOGI
Data penelitian merupakan data primer. Data dikumpulkan menggunakan instrument penelitian kuesioner. Kuesioner dikembangkan untuk mengukur faktor persepsi konsumen yang diteliti terhadap minat konsumen untuk berbelanja. Uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas kuesioner. Variabel yang diteliti yaitu lokasi, harga, kelengkapan produk, kualitas produk, pelayanan, kenyamanan berbelanja dan promosi.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel lokasi, kelengkapan produk, kualitas produk, harga, pelayanan, kenyamanan berbelanja dan promosi berpengaruh terhadap minat konsumen untuk berbelanja. Variabel lokasi, kelengkapan produk, kualitas produk, harga dan promosi berpengaruh secara signifikan terhadap minat konsumen untuk berbelanja, sedangkan variabel pelayanan dan kenyamanan berbelanja tidak berpengaruh terhadap minat konsumen untuk berbelanja. Sedangkan variabel yang paling dominan terhadap minat konsumen untuk berbelanja adalah promosi.
Saran
Tentunya hal ini memberikan implikasi manajerial yang penting pada pihak manajemen bisnis eceran untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat memengaruhi minat konsumen untuk berbelanja. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar memperbanyak variabel atau menambah jumlah responden agar hasil penelitian lebih akurat, serta membandingkan dua atau lebih ritel yang diteliti agar tampak ritel mana yang paling diminati dan dari segi apa konsumen lebih meminati ritel tersebut. Untuk variabel pelayanan dan kenyaman tempat berbelanja sebaiknya tidak digunakan untuk melakukan penelitian karena kedua variabel tersebut tidak memengaruhi minat konsumen untuk berbelanja, kecuali jika peneliti ingin membandingkan dua atau lebih objek penelitian.
REVIEW JURNAL
MASALAH
(1) Apakah faktor-faktor individual consumer yang terdiri dari pendidikan,
penghasilan dan faktor-faktor marketing strategies yang terdiri dari harga, kualitas,
distribusi dan promosi secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang bermakna
terhadap perilaku konsumen dalam melakukan pembelian air minum mineral di
Kotamadya Surabaya; (2) Di antara faktor-faktor tersebut di atas, faktor mana yang
mempunyai pengaruh dominan dalam pembelian air minum mineral di Kotamadya
Surabaya.
JUDUL
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN AIR MINUM
MINERAL DI KOTAMADYA SURABAYA
Oleh : Ritawati Tedjakusuma, Sri Hartini, Muryani
Tahun penulisan : 2001
LATAR BELAKANG
Perkembangan bidang industri yang semakin pesat terutama di kota Surabaya, akan
membawa dampak yang cukup komplek bagi lingkungan perusahaan sendiri,
maupun lingkungan sekitarnya, di antaranya adalah masalah polusi. Bila tidak
diawasi dengan ketat mengenai limbah industri tersebut, maka timbul polusi baik
udara maupun air yang cukup besar.
Mengenai masalah air, melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), pemerintah
telah berusaha menyediakan dan memenuhi kebutuhan air minum yang bersih,
bebas polusi, tetapi kenyataannya sampai saat ini banyak dijumpai air leideng yang
keruh karena masih banyak perusahaan membuang limbahnya ke sungai tanpa
diproses lebih dulu.
Melihat kondisi ini, banyak perusahaan yang berusaha memanfaatkan peluang
untuk memproduksi air minum yang benar-benar bersih, bebas polusi dan
menyehatkan dalam bentuk gelas, botol dan galon, dengan menggunakan merk
seperti Aqua, Club, Total, Ades, Aquase dan Cheer.
Dari kondisi tersebut di atas, dan semakin tingginya tingkat pendidikan dan
kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, maka membawa pengaruh terhadap
perilaku konsumen dalam mengkonsumsi air mineral. Di samping itu konsumen
memiliki kebebasan dalam memilih produk. Untuk itu produsen memerlukan
strategi dengan tujuan mencapai keunggulan bersaing dan memerlukan informasi
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan
pembelian suatu produk.
Menurut Essael (1987: 11) ada tiga faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan konsumen yaitu: (1) faktor individual konsumen yang meliputi
pendidikan dan penghasilan konsumen; (2) pengaruh lingkungan; (3) strategi
pemasaran. Strategi pemasaran merupakan variabel yang dapat dikontrol oleh
pemasar dalam usaha memberi informasi dan mempengaruhi konsumen. Variabel
ini adalah produk, harga, distribusi dan promosi.
Perubahan sosial ekonomi mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli, baik
untuk kebutuhan primer maupun sekunder. Perubahan sosial ekonomi meliputi
pendapatan dan tingkat pendidikan yang merupakan karakteristik pembeli.
Terdapat korelasi langsung antara tingkat pendidikan, pendapatan dan kemampuan
membeli seseorang. Pendidikan secara langsung berkaitan dengan kemampuan
membeli karena terdapat korelasi yang kuat antara pendidikan dan pendapatan.
Pendidikan mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan, konsumen yang
pendidikannya tinggi mempunyai pandangan yang berbeda terhadap alternatif
merk dan harga dibandingkan dengan konsumen berpendidikan yang lebih rendah.
Untuk melakukan pembelian, konsumen tidak terlepas dari karakteristik produk
baik mengenai penampilan, gaya, mutu dan harga dari produk tersebut. Penetapan
harga oleh penjual akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen, sebab
harga yang dapat dijangkau oleh konsumen akan cenderung membuat konsumen
melakukan pembelian terhadap produk tersebut.
Karakteristik penjual akan mempengaruhi keputusan membeli. Dalam hal ini
konsumen akan menilai mengenai penjual, baik mengenai pelayanan, mudahnya
memperoleh produk dan sikap ramah dari penjual.
Apabila manajer telah memiliki informasi sejauh mana variabel-variabel perilaku
tersebut berpengaruh terhadap pembelian, maka manajer dapat memilih bauran
pemasaran yang tepat. Perusahaan saat ini berupaya untuk mrngembangkan
berbagai variabel bauran pemasaran. Pertama: dari segi produk manajer terusmenerus
mencari dan mengembangkan produk yang sesuai dengan keinginan
konsumen. Kedua: dari segi harga, manajer berusaha menentukan harga yang bisa
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Ketiga: dari segi distribusi, manajer
memberikan pelayanan sebaik mungkin, sehingga mudah diperoleh konsumen.
Keempat: dari segi promosi, manajer bisa menyampaikan informasi melalui iklan
maupun promosi penjualan.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan, pentingnya analisis faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan membeli dari suatu produk
tertentu. Untuk dapat mengantisipasi pesatnya persaingan yang dihadapi
perusahaan air minum mineral di Kotamadya Surabaya agar dapat
mempertahankan eksistensinya, maka dipandang perlu diadakan penelitian sejauh
mana faktor-faktor perilaku konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian
air minum mineral tersebut.
TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara bersamaan faktor pendidikan
konsumen bersama dengan harga, kualitas, distribusi, dan promosi minum mineral
air terhadap perilaku konsumen dalam pembelian air mineral, dan untuk mengidentifikasi apa
faktor yang memiliki pengaruh dominan pada perilaku konsumen dalam pembelian air mineral di
Surabaya.
Setelah pemeriksaan 200 responden dengan menggunakan metode regresi linier,
penelitian ini menemukan bahwa: (1) Nilai Fhitung adalah 34,677, artinya lebih besar dari Ftabel (2.14).
Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan berbarengan faktor pendidikan
konsumen bersama dengan harga, kualitas, distribusi, dan promosi minum mineral
air terhadap perilaku konsumen dalam pembelian air mineral di Surabaya. Dengan demikian,
hipotesis pertama diterima. (2) Diantara variabel independen yang dikaji,
harga memiliki pengaruh yang dominan dan signifikan terhadap perilaku konsumen dalam pembelian mineral
minum air. Dengan demikian, hipotesis kedua diterima. (3) Dilihat dari pengaruh
faktor individu pada perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral, maka:
(A) Harga mempunyai pengaruh yang signifikan dari 12,15% pada pembelian air minum mineral.
(B) Pendidikan dan penghasilan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembelian air minum mineral
air. (C) Kualitas, distribusi, dan promosi mempunyai pengaruh yang signifikan tetapi sedikit pada
pembelian air minum mineral.
Temuan menunjukkan harga yang memiliki efek sangat signifikan. Oleh karena itu, perusahaan harus
bawa ke account terlebih dahulu karena ada terjadi persaingan yang ketat antara minum mineral
air produsen. Selain itu, temuan ini menunjukkan bahwa perusahaan lebih memperhatikan
faktor pendidikan, penghasilan, kualitas, distribusi dan promosi, karena faktor-faktor ini bisa
meningkatkan volume pembelian air minum mineral.
METODELOGI
Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teoritis yang telah dikemukakan pada
bagian sebelumnya, maka diajukan beberapa hipotesis: (1) Faktor-faktor pendidikan,
penghasilan, harga, kualitas, distribusi dan promosi secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap perilaku konsumen dalam
melakukan pembelian air minum mineral di Kotamadya Surabaya; (2) Faktor harga
merupakan faktor yang dominan mempengaruhi perilaku konsumen dalam
melakukan pembelian air minum mineral di Kotamadya Surabaya.
Variabel tergantung (Y) adalah perilaku konsumen dalam pembelian air minum
mineral.
Variabel bebas (X) adalah variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku konsumen
meliputi: (1) Faktor pendidikan, (2) penghasilan, (3) harga, (4) kualitas, (5) distribusi,
dan (6) Promosi.
Variabel tergantung yaitu perilaku konsumen (Y) adalah berapa kali seorang
konsumen melakukan pembelian ulang terhadap air minum mineral, dalam suatu
periode waktu tertentu (dalam waktu 3 bulan terakhir) dalam bentuk galon.
Variabel bebas (X) yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
dalam pembelian air minum mineral, dirinci menjadi enam variabel yang meliputi:
1. Faktor pendidikan (X1) adalah penilaian terhadap pendidikan dari responden,
yang indikatornya adalah pendidikan formal terakhir yang mereka miliki, yang
dinyatakan dengan skoring menurut Skala Libert.
2. Faktor penghasilan (X2) adalah penghasilan bersih perbulan yang diterima oleh
responden (ayah/ibu) atau pendapatan pribadi bagi yang masih sendiri
(bujang/gadis) dalam rupiah, selanjutnya dikelompokkan dalam 5 kelompok
penghasilan, dan diukur menurut Skala Likert. Lima kelompok penghasilan
sebagai berikut:
a. Rp 500.000 - < Rp 700.000 mendapat nilai 1
b. Rp 700.000 - < Rp 900.000 mendapat nilai 2
c. Rp 900.000 - < Rp 1.100.000 mendapat nilai 3
d. Rp 1.100.000 - < Rp 1.300.000 mendapat nilai 4
e. lebih dari Rp 1.300.000 mendapat nilai 5
3. Faktor harga (X3) adalah tanggapan responden terhadap harga air minum
mineral dengan indikator:
a. Pendapat terhadap harga air minum mineral.
b. Harga menjadi pertimbangan yang menentukan.
4. Faktor Kualitas (X4) adalah tanggapan responden terhadap kualitas air minum
mineral yang diukur menurut Skala Likert.
5. Faktor distribusi (X5) adalah tanggapan responden dalam hal kemudahan
memperoleh air minum mineral dengan indikator :
a. Mudah/tidak proses pembelian yang dilakukan oleh responden.
b. Pelayanan yang diberikan oleh responden.
c. Jauh/dekat tempat untuk memperoleh air minum mineral
Semuanya diukur menurut Skala Likert.
6. Faktor promosi (X6) adalah tanggapan responden terhadap promosi penjualan
yang dilakukan oleh penjual air minum mineral, diukur menurut Skala Likert
dengan indikator :
a. Sikap responden terhadap promosi air minum mineral.
b. Ingin membeli pada saat mengetahui adanya promosi air minum mineral.
Populasi penelitian adalah konsumen yang melakukan konsumsi air minum mineral
dalam bentuk galon.
Metode penarikan ini dinamakan metode Incidental Sampling, yaitu responden yang
kebetulan dijumpai atau dapat dijumpai. Jumlah responden yang akan diambil
sebanyak 200 orang.
Jenis sumber data: (a) Data primer adalah data yang diperoleh dengan mengadakan
wawancara langsung dengan responden berdasarkan daftar pertanyaan; dan (b)
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Kantor Statistik Jatim.
Cara mengumpulkan data: (a) Wawancara, yaitu mengadakan tanya-jawab dengan
responden maupun pihak-pihak yang terkait; dan (b) Kuesioner, yaitu dengan
mengirim daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden, disini responden diminta
memberikan pendapat atau jawaban pertanyaan-pertanyaan.
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier
berganda, yaitu:
Y = B0 + B1X1 + B2X2 + B3X3 + B4X4 + B5X5 + B6X6 + e
Keterangan :
Y = perilaku konsumen; B0 = intersep; B1 s.d B6 = koefisien regresi yang akan dihitung;
X1 = pendidikan; X2 penghasilan; X3 = harga; X4 = kualitas; X5 = distribusi; X6 = promosi dan
e = variabel pengganggu.
Model analisis ini dipilih untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel-variabel
bebas terhadap perilaku konsumen air minum mineral baik secara bersama-sama
maupun secara partial.
Dalam penggunaan model analisis regresi linier berganda agar dihasilkan Best Linier
Unbiased Estimator (BLUE) harus dilakukan evaluasi ekonometri. Evaluasi ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah penggunaan model regresi linier berganda
sebagai alat analisis telah memenuhi beberapa asumsi klasik, yaitu uji
multikolinieritas, uji heterokedastisitas dan uji auto korelasi.
Proses selanjutnya adalah melakukan pembuktian hipotesis dengan teknik analisis
sebagai berikut :
1. Pengujian hipotesis pertama yaitu regresi secara Simultan (Uji F)
Uji simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara
bersama-sama berpengaruh secara nyata atau tidak terhadap variabel tidak
bebas dengan rumus hipotesis :
Ho : βi = 0, artinya variabel bebas tidak menjelaskan variabel tidak bebas.
Ha : βi ≠ 0, artinya variabel bebas menjelaskan variabel tidak bebas.
Fhitung dibandingkan dengan Ftabel pada derajat signifikan 5%. Bila Fhitung ≥ Ftabel,
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini menjelaskan bahwa variabel bebas
berpengaruh sangat kuat terhadap prestasi kerja karyawan. Bila Fhitung ≤ Ftabel,
maka Ho diterima dan Ho ditolak, ini berarti variabel bebas tidak berpengaruh
terhadap prestasi kerja karyawan.
Untuk melihat kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variabel tidak
bebasnya dapat diketahui dengan melihat koefisien diterminasi berganda (R).
Bila R mendekati 1, maka sumbangan variabel bebas terhadap variabel
tergantung semakin besar. Bila R mendekati 0 (nol), berarti sumbangan dari
variabel bebas terhadap variabel tergantung semakin lemah.
2. Pengujian hipotesis kedua yaitu Uji Regresi secara Partial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas
terhadap tergantung, dengan rumusan hipotesa:
Ho : βi = 0, artinya variabel bebas secara parsial tidak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap variabel tidak bebas.
Ha : βi ≠ 0, artinya variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh signifikan
terhadap variabel tidak bebas.
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai thitung masing-masing
variabel bebas dengan t-tabel pada signifikan 5%.
Bila nilai thitung ≥ ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti variabel bebas
memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap prestasi kerja karyawan.
Sebaliknya jika thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti secara
partial tidak memberikan pengaruh yang bermakna terhadap prestasi kerja
karyawan.
HASIL
Untuk mengetahui pengaruh faktor pendidikan, faktor penghasilan, faktor harga,
faktor kualitas, faktor distribusi dan faktor promosi secara bersama-sama terhadap
perilaku konsumen air minum mineral, digunakan analisis kuantitatif dengan
metode regresi linier berganda, dan hasilnya dapat dilihat sebagai berikut :
Hasil persamaan regresi adalah :
Y = 2,2281 + 0,9824 X1 + 0,7288 X2 – 1,2899 X3 + 0,6920 X4 + 0,8037 X5 + 0,7757 X6.
Berdasarkan Tabel 1, faktor pendidikan, faktor penghasilan, faktor kualitas, faktor
distribusi dan faktor promosi mempunyai hubungan positif dengan perilaku
konsumen, sedangkan faktor harga mempunyai hubungan negatif dengan perilaku
konsumen.
Hubungan positif ini menunjukkan bahwa faktor pendidikan, faktor penghasilan,
faktor kualitas, faktor distribusi dan faktor promosi berubah searah dengan
perubahan perilaku konsumen air minum mineral. Hubungan negatif menunjukkan
bahwa faktor harga berubah berlawanan arah dengan perubahan perilaku
konsumen air minum mineral.
Dengan membandingkan antara t-hitung masing-masing variabel bebas ternyata
thitung > ttabel, berarti variabel-variabel bebas mempunyai pengaruh yang bermakna
terhadap variabel tergantung.
Sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan perlu dilakukan
evaluasi ekonometri terhadap model persamaan regresi agar memenuhi syarat
sebagai Best Linier Un beased Estimator (BLUE).
a. Uji Multikolinieritas. Dalam penelitian ini terbukti tidak terdapat
multikolinieritas, karena koefisien korelasi antara variabel bebas di bawah 0,08.
b. Uji Heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, korelasi dari masing-masing
variabel bebas dengan variabel residual masih di bawah 0,80. Jadi bisa ditoleransi
dari model analisis regresi yang ditemukan ini dapat digunakan untuk estimasi
pengambilan keputusan.
c. Uji Autokorelasi. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi
digunakan metode uji Durbin Watson, diperoleh hasil uji D-W sebesar 1,9970. Ini
berarti berada pada daerah tidak ada autokorelasi. Dengan demikian melalui
evaluasi ekonomitrika telah terpenuhi tiga syarat asumsi klasik, sehingga model
telah dapat digunakan untuk melakukan estimasi dengan analisis regresi linier
berganda terhadap keadaan masa mendatang dan masa lalu.
Pengujian Hipotesis I (uji F) atau Pengujian Hipotesis Pertama
Berdasarkan hasil perhitungan regresi berganda, nilai Fhitung = 34,67 berarti lebih
besar dari Ftabel sebesar 2,14 dengan probabilitas 0,000 < 0,005. Dilihat dari besarnya
kontribusi seluruh variabel bebas terhadap variabel tergantung adalah sebesar (R2)
0,5188 atau 51,88%, ternyata faktor-faktor pendidikan, penghasilan, harga, kualitas,
dan promosi mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap perilaku konsumen air
minum mineral. Ini berarti hipotesis pertama terbukti.
Uji Parsial II (uji t) atau Pengujian Hipotesis Kedua
Dari keenam variabel bebas, berdasarkan angka-angka r2 parsial mempunyai
kontribusi paling tinggi adalah variabel harga. Jadi hipotesis kedua yang berbunyi
harga mempunyai pengaruh yang dominan terhadap perilaku konsumen telah
terbukti.
Pembahasan Hasil Analisis
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian air minum
mineral
Analisis hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel-variabel secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen. Ini bisa dilihat
dari nilai Fh (34,677) lebih besar dari Ft (= 2,14).
Hubungan antara variabel-variabel bebas terhadap variabel tergantung
menunjukkan hubungan yang erat (72,03%). Koefisien determinasi berganda sebesar
51,88% menunjukkan bahwa perilaku konsumen dijelaskan oleh pendidikan,
penghasilan, harga, kualitas, distribusi dan promosi sebesar 51,88%. Sedangkan
48,12% ditentukan oleh variabel diluar model.
Tingginya pengaruh di luar model karena benyaknya sebab faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen (pembelian ulang) yaitu: (a) faktor sosial, budaya; (b) Faktor referensi (misal keluarga, teman); (c) Faktor psikologis, (motivasi,
sikap, kebudayaan, persepsi); (d) Kepuasan di masa lalu.
2. Pengaruh masing-masing faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen air minum
mineral
a. Pengaruh pendidikan (X1) terhadap perilaku konsumen
Menurut hasil perhitungan statistik, ternyata bahwa faktor pendidikan
mempunyai hubungan positif atau searah, hal ini berarti bila pendidikan
ditingkatkan, maka perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral
juga meningkat.
Berdasarkan pengolahan data dihasilkan th = 3,464 lebih besardari tt = 1,960.
Ini berarti pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan.
Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka pengetahuan terhadap
kesehatan semakin tinggi, sehingga mereka cenderung untuk lebih selektif
dalam memilih air minum yang bebas kuman. Hal inilah mengakibatkan pola
pembelian ulang memiliki arah yang positif terhadap pembelian .
b. Pengaruh penghasilan (X2) terhadap perilaku konsumen
Koefisian regresi variabel penghasilan menunjukkan angka positif berarti
memiliki hubungan positif atau searah dengan perilaku konsumen (Y).
Artinya bila total penghasilan responden meningkat maka perilaku
konsumen terhadap pembelian air minum mineral juga meningkat.
Berdasarkan pengolahan data, dihasilkan th = 3,642 lebih besar dari tt =
(1,960) artinya mempunyai pengaruh yang signifikan.
Semakin tinggi tingkat penghasilan, akan cenderung untuk membeli air
minum mineral kembali, karena daya beli yang dimiliki cukup tinggi.
c. Pengaruh harga (X3) terhadap perilaku konsumen
Koefisien regresi variabel harga menunjukkan angka positif, berarti bila harga
air minum mineral menurun, maka perilaku konsumen (pembelian ulang)
terhadap pembelian air minum mineral akan meningkat.
Berdasarkan pengolahan data, dihasilkan th = -5,167 < tt = (-1,960),
mempunyai pengaruh yang signifikan.
Tingkat persaingan yang tinggi antara perusahaan-perusahaan yang
memproduksi air minum mineral dalam galon (Aqua, Club, Ades, dan lainlain)
membuat konsumen sensitif terhadap harga (perbedaan harga jual air
minum mineral sangat tipis), sehingga bila harga dinaikkan, maka konsumen
cenderung untuk berpindah ke merk lain, artinya bila harga meningkat
pembelian ulang menurun.
d. Pengaruh kualitas (X4) terhadap perilaku konsumen
Koefisien regresi dari variabel kualitas menunjukkan angka yang bertanda
positif ini berarti, bahwa hubungan kedua variabel tersebut adalah searah,
artinya bila kualitas ditingkatkan, maka perilaku konsumen untuk
melakukan pembelian air minum mineral juga akan meningkat.
Berdasarkan pengolahan data, dihasilkan th = 2,328 lebih besar dari tt (=
1,960), mempunyai pengaruh yang signifikan.
Air minum merupakan kebutuhan pokok, sehingga kualitas air minum
mineral sangat dipertimbangkan oleh konsumen. Konsumen
mempertimbangkan masalah kualitas, karena kualitas air PDAM Surabaya
rendah. Oleh karena air merupakan kebutuhan pokok dan sangat
berhubungan dengan kesehatan manusia, maka kualitas air minum mineral
sangat mempengaruhi keputusan konsumen.
e. Pengaruh distribusi (X5) terhadap perilaku konsumen
Koefisian regresi dari variabel distribusi sebesar 0,8037. Dengan angka yang
bertanda positif ini, berarti bahwa hubungan kedua variabel tersebut adalah
searah, artinya bila distribusi ditingkatkan, dalam arti perusahaan berusaha
untuk memudahkan konsumen agar air minum mineral dapat dibeli di mana
saja konsumen berada.
Berdasarkan pengolahan data, dihasilkan th = 1,992 > tt = 1,960, memberikan
pengaruh yang signifikan.
Semakin baik distribusi (semakin tersedia air minum mineral di mana-mana),
maka kemudahan untuk mendapatkannya semakin tinggi. Hal ini
mempengaruhi pembelian air minum tersebut. Tingginya persaingan yang
ada telah membuat perusahaan yang memproduksi air minum mineral
berusaha untuk menyediakan produknya sedekat mungkin dengan
konsumen, sehingga bila suatu merk air minum mineral tidak tersedia (sulit
mendapatkan) maka konsumen dengan mudah bisa berpindah ke merk lain.
f. Pengaruh promosi (X6) terhadap perilaku konsumen
Koefisian regresi dari variabel promosi menunjukkan angka yang bertanda
positif, ini berarti bahwa hubungan kedua variabel tersebut adalah searah,
artinya bila promosi yang dilakukan oleh perusahaan ditingkatkan, maka
perilaku konsumen untuk melakukan pembelian air minum mineral juga
meningkat.
Berdasarkan pengolahan data, dihasilkan th = 2,062 > tt = 1,960, memberikan
pengaruh yang signifikan.
Promosi dapat menciptakan kesadaran konsumen terhadap suatu produk.
Promosi yang baik (menyampaikan keunggulan produk) akan meningkatkan
kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut. Hal ini mempengaruhi
pembelian ulang konsumen.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari pengolahan dan analisis data, pengujian hipotesis, analisis dan pembahasan
hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Ternyata hipotesis pertama diterima, bahwa perilaku konsumen dalam
pembelian air minum mineral dipengaruhi secara bersama-sama dan bermakna
oleh faktor pendidikan, penghasilan, harga, kualitas, distribusi dan promosi. Halini ditunjukkan oleh Fhitung = 34,677 lebih tinggi dari Ftabel = 2,14, dengan koefisien
korelasi R sebesar 0,7203 dan koefisien determinasi ganda (R Squared) sebesar
0,5188.
2. Hipotesis kedua yaitu harga mempunyai pengaruh dominan terhadap perilaku
konsumen air minum mineral dinyatakan diterima.
Saran
Berdasarkan pada kesimpulan-kesimpulan yang diambil, maka selanjutnya dapat
diusulkan beberapa saran yang mungkin dapat dilakukan dan bermanfaat bagi
industri air minum mineral. Adapun saran yang diusulkan adalah sebagai berikut :
1. Dengan diketahuinya faktor harga mempunyai pengaruh yang dominan
terhadap perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral di Kotamadya
Surabaya, maka hal ini mencerminkan bahwa faktor harga merupakan faktor
yang sangat menentukan dalam pembelian air minum mineral. Bertitik tolak dari
dari hasil tersebut, pengusaha hendaknya dalam menaikkan harga, harus sangat
dipertimbangkan akibatnya, karena adanya persaingan ketat antara pengusahapengusaha
air minum mineral.
2. Penghasilan merupakan faktor yang berpengaruh signifikan kedua. setelah
harga. Berdasarkan hal ini, pengusaha hendaknya memproduksi air minum
mineral sesuai dengan penghasilan masyarakat, sehingga masyarakat dapat
membelinya.
3. Pendidikan juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan. Distributor
hendaknya memperhatikan pendidikan konsumennya, karena semakin
berpendidikan seseorang, maka pengetahuan tentang kesehatan dalam memilih
air minum mineral semakin tinggi.
4. Kualitas air merupakan faktor yang berpengaruh signifikan. Berdasarkan hal ini,
pengusaha harus selalu meningkatkan kualitas air minum mineralnya.
5. Promosi juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan. Bertitik tolak hasil
ini, pengusaha harus melakukan promosi dengan menggunakan media yang luas
seperti Surat kabar, Televisi, maupun media-media cetak lainnya, sehingga air
minum mineral bukan hanya dikenal oleh masyarakat di Surabaya, tetapi juga
dikenal oleh masyarakat dari daerah-daerah yang lain.
6. Distribusi merupakan faktor yang berpengaruh signifikan. Dalam hal ini,
pengusaha sebaiknya menambah saluran-saluran distribusi dan meningkatkan
pelayanan yang lebih memuaskan konsumen, karena sekarang kontribusi
distribusi sangat kecil yaitu 2,16% terhadap perilaku konsumen dalam pembelian
air minum mineral.
7. Sehubungan penelitian ini hanya memperhatikan enam faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral, maka
sangat perlu dilaksanakan penelitian lebih lanjut untuk melibatkan lebih banyak
faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian air minum
mineral, sehingga dapat diketahui efektivitas faktor-faktor tersebut terhadap
perilaku konsumen.
skip to main |
skip to sidebar
1 komentar:
Review Jurnal sudah oke..... tinggal diteruskan untuk menulis jurnal saudara sendiri berdasarkan hasil review jurnal yang telah dilakukan.
Rgds
Prihantoro
Posting Komentar